TUGAS BLOG III : BELAJAR
Pendekatan
Behavioral dan Kognitif Sosial
- Apa itu pembelajaran?
Pembelajaran
(learning) dapat didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang relatif permanen
yang dibentuk melalui pengalaman.
- · Pendekatan Untuk Pembelajaran
Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan perilaku
harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses
mental. Proses mental dapat didefinisikan oleh psikolog sebagai pikiran,
perasaan, dan motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat oleh orang lain.
Kognitif . Empat pendekatan kognitif utama
untuk pembelajaran yang terdiri dari : Kognitif sosial, pemrosesan informasi
kognitif, konstruktivis kognitif, dan konstruktivis sosial.
- · Pendekatan Behavioral Untuk Pembelajaran
Pengondisian
Klasik (Ivan Pavlov) adalah tipe pembelajaran suatu organisme belajar
untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Untuk memahami teori
pengondisian klasik kita harus memahami dua tipe stimuli dan dua tipe respon;
unconditioned stimulus (US), unconditioned response (UR), conditioned stimulus
(CS), dan conditioned response (CR).
Unconditioned
stimulus (US) adalah sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respons
tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. Dalam eksperimen Pavlov, makanan adalah
US. Unconditioned response (UR) adalah respons yang tidak dipelajari yang
secara otomatis dihasilkan oleh US. Dalam eksperimen Pavlov, air liur anjing
yang merespons makanan adalah UR. Sebuah conditioned stimulus (CS) adalah
stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan conditioned response
setelah diasosiasikan dengan US. Di antara stimuli yang terkondisi dalam
eksperimen Pavlov, adalah beberapa penglihatan dan suara yang terjadi sebelum
anjing menyantap makanan . Conditioned response (CR) adalah respons yang
dipelajari,yakni respons terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul
setelah terjadi pasangan US-CS.
Pengondisian
Operan (B.F Skinner) adalah
bentuk pembelajaran konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan
perubahan dalam probabilitas perilaku tersebut akan diulangi.
1.
Hukum
efek Thorndike
Hukum
efek Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang di ikuti dengan hasil positif
akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil negatif akan
diperlemah.
2.
Pengondisian
Operan Skinner
Hukum
ini menyatakan konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan dalam
probabilitas perilaku tersebut akan terjadi.
Penguatan
dan hukuman.
Penguatan
(imbalan) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu
perilaku akan terjadi.
Hukuman
(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu
perilaku.
Suatu
penguatan boleh jadi kompleks yang memperkuat. Dalam penguatan positif,
frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung.
Dalam penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan
penghilangan stimulus yang merugikan .
- Generalisasi, diskriminasi, dan pelenyapan.
Generalisasi
adalah tendensi dari suatu stimulus yang sama dengan conditioned stimulus untuk
menghasilkan respons yang sama terhadap conditioned response. Artinya, generalisasi
dalam pengondisian operan berarti memberikan respons yang sama terhadap stimuli
yang sama.
Perlu
pula diingat bahwa, diskriminasi berarti merespons stimuli tertentu tetapi
tidak merespons stimuli lainnya. Diskriminasi dalam pengondisian operan berarti
pembedaan di antara stimuli dan kejadian lingkungan.
Dalam
pengondisian operan, pelenyapan (extinction) terjadi ketika respons penguat
sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun.
- · Analisis Perilaku Terapan Dalam Pendidikan
Apa itu analisis perilaku
terapan ?
Analisis
perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengondisian operan untuk mengubah
perilaku manusia.
Meningkatkan Perilaku yang
Diharapkan
1. Memilih
penguat yang Efektif.
2. Menjadikan
penguat kontingen dan tepat waktu.
3. Memilih
jadwal penguatan terbaik.
4. Menggunakan
perjanjian.
5. Menggunakan
penguatan negatif secara efektif.
6. Menggunakan
prompt dan shaping
Prompt
(dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan
sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi.
Shaping
adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan
perilaku sasaran.
Mengurangi Perilaku yang Tidak Diharapkan
1. Menggunakan penguatan diferensial.
2. Menghentikan penguatan (pelenyapan).
3. Menghilangkan stimuli yang
diinginkan.
4. Memberikan stimuli yang tidak
disukai (hukuman).
- · Teori Kognitif Sosial Bandura
Teori
kognitif sosial menyatakn bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga faktor
perilaku, memainkan peran penting dalam pembelajaran. Albert Bandura merupakan
salah satu arsitek utama teori kognitif sosial. Dia mengatakan bahwa ketika
murid belajar, mereka dapat merepresentasikan atau mentransformasi pengalaman
mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model determinisme resiprokal
yang terdiri dari tiga faktor utama : Perilaku, person/kognitif, dan
lingkungan. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif)
memainkan peran penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura pada
masa belakangan ini adalah self-efficacy,
yakni keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil
positif. Bandura mengatakan, bahwa self-efficacy berpengaruh besar terhadap
perilaku.
- · Pembelajaran Observasional
Pembelajaran
observasional, juga dinamakan imitasi atau modeling, artinya pembelajaran
yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.
Model
Pembelajaran Observasional Kontemporer Bandura
1. Atensi. Sebelum murid dapat meniru
tindakan model, mereka harus memerhatikan apa yang dilakukan atau dikatakan si
model.
2. Retensi. Untuk mereproduksi tindakan
model, murid harus mengodekan informasi dan menyimpannya dalam ingatan (memori)
sehingga informasi itu dapat di ambil kembali.
3. Produksi. Belajar, berlatih, dan
berusaha dapat membantu murid untuk meningkatkan kinerja motor anak.
4. Motivasi. Anak sering memerhatikan
apa yang dikatakan atau dilakukan model, menyimpan informasi dalam memori, dan
memiliki kemampuan gerak untuk menirukan tindakan model, dan memiliki kemampuan
gerak untuk menirukan tindakan model, namun tidak termotivasi untuk
melakukannya. Akan tetapi, anak akan melakukan apa yang dilakukan model
(menirukan) setelah diberi insentif (penguat).
Sumber : Santrock, Jhon W.2004. Psikologi Pendidikan Edisi Ketiga. Jakarta: Prenadamedia Group.
0 komentar:
Posting Komentar