MOTIVASI DAN PROSES KOGNITIF
Ø Apa itu motivasi ?
Motivasi
adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan
bertahan lama.
o
Perspektif tentang motivasi
Perspektif
psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif
yang berbeda pula. Perspektif tentang motivasi terbagi menjadi empat
perspektif, yaitu behavioral, humanistic, kognitif dan sosial.
1. Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman
eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah
peristiwa atau stimuli positif ataupun negatif yang dapat memotivasi perilaku
murid. Insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan
mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari
perilaku yang tidak tepat. Insentif yang dipakai guru di kelas antara lain
memberikan nilai yang baik, yang berindikasikan tentang kualitas pekerjaan
murid, dan tanda bintang atau pujian jika mereka menyelesaikan suatu tugas
dengan baik.
Contohnya : Angel menyelesaikan karya lukisnya dalam
pelajaran kesenian dikelasnya, dalam upaya sebagai reward Angel, guru pun melakukan insentif dikelas
antara lain mengumumkan namanya dan memamerkan karyanya sebagai siswi dengan karya
lukis terbaik dan Angel pun merasa termotivasi dengan hal itu.
2. Perspektif
Humanistis
Perspektif Humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk
mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka dan kualitas
positif (seperti peka terhadap orang lain). Perspektif ini berkaitan erat
dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan
dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
Menurut hierarki
kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai
berikut.
3. Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu
motivasi mereka. Belakangan ini muncul minat besar pada motivasi menurut
perspektif kognitif. Minat ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal
murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab
kesuksesan dan kegagalan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting
dalam prestasi), keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan
mereka secara efektif. Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan
gagasan R. W. White, yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi yakni ide
bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai
dunia mereka, dan memroses informasi secara efisisen.
Contonya : Seorang anak yang memiliki pandangan akan sebuah
kesuksesan dari dirinya tersebut, pada akhirnya dia memiliki dorongan motivasi
yang kuat untuk mencapai kesuksesan yang dia inginkan.
4. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau
keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara
aman dan membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal
yang hangat dan akrab. Murid sekolah yang punya hubungan yang penuh perhatian
dan suportif biasanya memiliki sikap akademik yang lebih positif dan lebih
senang bersekolah.
Contohnya : Seorang anak akan
memilih berteman dengan orang yang kepribadiannya lebih baik dari dirinya
sehingga dia pun termotivasi agar kepribadiannya sama atau setara baiknya
dengan kepribadian temannya tersebut.
o
Motivasi Untuk Meraih Sesuatu
Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu
untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencpai tujuan).
Contohnya : Murid akan mengerjakan tugasnya agar mendapat
nilai tambahan untuk nilai ujiannya nanti.
Motivasi Intrinsik
adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu
sendiri(tujuan itu sendiri).
Contohnya : Murid belajar di malam hari untuk menghadapi
ujian dihari berikutnya karena dia senang pada mata pelajaran yang akan
diujiankan besoknya.
Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan,
senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan
mendapatkan imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai
untuk kontrol. Pujian juga bisa memperkuat motivasi intrinsik
murid.
Sumber : Santrock,
Jhon W.2004. Psikologi Pendidikan Edisi Ketiga. Jakarta: Prenadamedia
Group.
0 komentar:
Posting Komentar