Jumat, 07 April 2017


MOTIVASI DAN PROSES KOGNITIF

Ø Apa itu motivasi ?
            Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.
o   Perspektif tentang motivasi
            Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Perspektif tentang motivasi terbagi menjadi empat perspektif, yaitu behavioral, humanistic, kognitif dan sosial.
1.       Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif ataupun negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat. Insentif yang dipakai guru di kelas antara lain memberikan nilai yang baik, yang berindikasikan tentang kualitas pekerjaan murid, dan tanda bintang atau pujian jika mereka menyelesaikan suatu tugas dengan baik.
Contohnya : Angel menyelesaikan karya lukisnya dalam pelajaran kesenian dikelasnya, dalam upaya sebagai reward Angel,   guru pun melakukan insentif dikelas antara lain mengumumkan namanya dan memamerkan karyanya sebagai siswi dengan karya lukis terbaik dan Angel pun merasa termotivasi dengan hal itu.


2.      Perspektif Humanistis
Perspektif Humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka dan kualitas positif (seperti peka terhadap orang lain). Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.

Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut.


3.       Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Belakangan ini muncul minat besar pada motivasi menurut perspektif kognitif. Minat ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi), keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif. Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R. W. White, yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memroses informasi secara efisisen.
Contonya : Seorang anak yang memiliki pandangan akan sebuah kesuksesan dari dirinya tersebut, pada akhirnya dia memiliki dorongan motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan yang dia inginkan.

4.      Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman dan membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Murid sekolah yang punya hubungan yang penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki sikap akademik yang lebih positif dan lebih senang bersekolah.
Contohnya : Seorang anak akan memilih berteman dengan orang yang kepribadiannya lebih baik dari dirinya sehingga dia pun termotivasi agar kepribadiannya sama atau setara baiknya dengan kepribadian temannya tersebut.

o   Motivasi Untuk Meraih Sesuatu
Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik
*                    Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencpai tujuan).
Contohnya : Murid akan mengerjakan tugasnya agar mendapat nilai tambahan untuk nilai ujiannya nanti.
    Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri(tujuan itu sendiri).
Contohnya : Murid belajar di malam hari untuk menghadapi ujian dihari berikutnya karena dia senang pada mata pelajaran yang akan diujiankan besoknya.
Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapatkan imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol.  Pujian juga bisa memperkuat motivasi intrinsik murid. 





Sumber : Santrock, Jhon W.2004. Psikologi Pendidikan Edisi Ketiga. Jakarta: Prenadamedia Group.

0 komentar:

Posting Komentar

times

Popular Posts

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

SpongeBob SquarePants